Amal Ibadah Dalam Idul Fitri
(Pengasuh Pondok
Pesantren Nurul Burhany Mranggen Demak, Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah
Nahdlatul Ulama Jawa Tengah)
=== الخُطْبَةُ الأُولَى ===
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ
أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ
أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ
أَكْبَرُ،
لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرْ. اللهُ
أَكْبَرْ وَلِلهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ لِلهِ، اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ، الَّذِيْ هَدَانَا بِالْكِتَابِ الْمُنِيْرِ، أَشْهَدُ أَنْ لآ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، بَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَ أَدَّى الْأَمَانَةَ وَنَصَحَ
الْأُمَّةَ بِرِسَالَتِهِ الْخَالِدَةِ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ مِفْتَاحِ بَابِ رَحْمَةِ اللهِ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ
وَالَهُ، أَمَّا بَعْدَهُ.
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اِتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لاَ
يَجْزِيْ وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلاَ مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ
شَيْئًا. إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
وَلاَ يَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغَرُورُ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
شَهْرُ رَمَضانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ
هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّناتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ
الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ
أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Hadirin-Hadirat
sholat Idul Fitri yang berbahagia,
Pertama-tama saya selaku khotib mengingatkan diri
saya sendiri dan juga para hadirin sekalian, untuk selalu meningkatkan takwa
kita kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan
larangan-Nya. Khususnya setelah kita digembleng di bulan Ramadlan, dengan penuh
harapan semoga kita dapat memperoleh rahmat, dan ampunan dari Allah SWT,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَاباً
غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. رواه البخاري
Artinya:
“Barangsiapa berpuasa Ramadlan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridloan)
Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR.
Bukhari).
Dan hari ini, semoga kita berhari raya Idul Fitri
dengan hati yang suci, putih bersih, ketika telah gugur dosa-dosa kita di bulan
Ramadlan. Dan semoga kita semua termasuk minal
‘âidîn wal fâizîn wal maqbûlîn, allahumma âmîn.
Hadirin-Hadirat
sholat Idul Fitri rahimakumullah,
Dalam asbabul wurud (sebab turunnya) hadis masyrû’iyyatil ‘ied,
sejarah hari raya ied, sehingga dirayakan dan dijadikan hari besar umat Islam,
yaitu ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, kemudian beliau melihat penduduk
Madinah, termasuk sahabat Anshor, merayakan dua hari dalam satu tahun, yaitu
hari Nairuz dan hari Mahrojan. Lalu Rasulullah SAW bertanya:
مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ؟ قَالُوْا: كُنَّا نَلْعَبُ
فِيْهِمَا فِيْ الْجَاهِلِيَّةِ. فَقَالَ: قَدْ أَبْدَلَكُمُ اللهُ خَيْرًا
مِنْهُمَا يَوْمَ الْأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ. رواه أبو داود
Artinya: “Apa
dua hari itu?” Para sahabat menjawab: “Kami bersenang-senang pada kedua hari
itu pada zaman jahiliyyah.” Rasulullah bersabda: “Allah telah mengganti kedua
hari itu untuk kalian dengan yang lebih baik, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri.” (HR.
Abu Dawud dari Shahabat Anas).
Melihat penggantian dan penetapan kedua hari
tersebut, maka bisa diambil kesimpulan, bahwa Islam datang tidak lantas
menghilangkan, membasmi kebiasaan, tradisi, adat, dan budaya yang telah berlaku
di masyarakat. Tetapi Islam datang untuk memperbaiki, mengamandemen, dan
menyesuaikannya dengan ajaran-ajaran Islam. Hal-hal yang bertentangan dengan
syari’at dihapus, dan yang tidak bertentangan dibiarkan lestari. Hal ini juga
terlihat baik dalam masalah ibadah, seperti haji, puasa, dan lain-lain. Maupun
dalam masalah mu’amalah. Dalam istilah Ulama dikenal dengan ungkapan:
اَلْمُحَافَظَةُ عَلَى الْقَدِيْمِ الصَّالِحِ
وَالْأَخْذُ بِالْجَدِيْدِ الْأَصْلَحِ
Artinya:
“Mempertahankan kebiasaan lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih
baik”.
Jama’ah sholat
Idul Fitri yang dirahmati Allah,
Tentu kita tidak merayakan idul fitri dengan
bersenang-senang sebagaimana kaum jahiliyyah saat itu, lalu apa yang perlu kita
lakukan dalam merayakan hari raya idul fitri ini?
Dalam kitab Durrotul Wâ’idhîn disebutkan;
اِجْتَهِدُوْا يَوْمَ الْفِطْرِ فِي الصَّدَقَةِ
وَأَعْمَالِ الْخَيْرِ وَالبِرِّ مِنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالتَّسْبِيْحِ
وَالتَّهْلِيْلِ
Artinya:
“Bersungguh-sungguhlah kalian pada hari Idul Fitri dengan bersedekah dan
berbuat amal-amal kebaikan, berupa zakat, sholat, tasbih, dan tahlil.”
Kaum
muslimin-muslimat jamaah Idul Fitri rahimakumullah,
Dari uraian di atas maka telah cukup bagi kita
mengetahui fadhilah dan keutamaan hari raya Idul Fitri, tinggal bagaimana kita
dapat mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Dan alangkah bahagianya, apabila
kita dapat mempergunakan kesempatan di hari yang penuh berkah itu dengan saling
bermaaf-maafan, bersilaturahmi, saling menziarahi atau mengunjungi antar
kerabat dan sesama.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْأَخِرِ
فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. رواه البخاري
Artinya: “Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia menyambung tali
silaturrahim.” (HR. Bukhari).
Dan apabila ini dipraktekkan pada hari Idul Fitri,
sebagaimana kita kenal di Indonesia dengan istilah halalbihalal, orang jawa
mengatakan sonjo-sonjo;
maka ini sungguh merupakan amalan dan kebiasaan yang baik sekali, yang menurut
al-Hafidh Ibnu Hajar al-‘Atsqolaniy hukumnya adalah sunnah.
Selanjutnya tentang tatacara dan urutan silaturahmi
setelah pulang sholat ied, sebaiknya kita mendahulukan orang tua kita, lalu
kepada famili dan kerabat kita, kemudian kepada guru-guru kita, setelah itu
barulah kita bersilaturahmi kepada para pinisepuh dan handai tolan pada
umumnya.
Hadirin jamaah
Idul Fitri yang dirahmati Allah,
Saling menziarahi atau mengunjungi, bertatap muka
secara langsung, memiliki banyak keutamaan yang tidak didapatkan dengan cara
silaturahmi yang lain seperti melalui telepon, surat, atau sms.
Keunggulan yang pertama, dengan
saling mengunjungi kita mendapatkan fadhilah ifsyâ’us
salamatau saling mengucapkan salam. Sebagaimana
dikatakan oleh Rasulullah SAW:
أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْئٍ إِذَا فَعَلْتُمْ
تَحَابَبْتُمْ؟ اَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ. رواه مسلم
Artinya: Apakah
aku belum pernah menunjukkan kepada kalian tentang sesuatu yang jika kalian
melakukannya maka kalian akan saling menyayangi? Sebarkanlah salam diantara
kalian.” (HR. Muslim).
Yang kedua, dengan
berkunjung kita memperoleh fadhilah mushofahah atau
berjabat tangan. Sebagaimana hadis dari al-Barro’ Ibni al-Azib, Rasulullah SAW
bersabda;
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ
وَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا. رواه أبو داود
والترمذي
Artinya: “Tiada
dua orang muslim yang saling berjumpa lalu saling berjabat tangan, kecuali
diampuni dosanya sebelum mereka berpisah.” (HR.
Abu Dawud dan Tirmidzi).
Kemudian yang ketiga, diantara
faedah berziarah atau berkunjung adalah fadhilah tholqul
wajhi, atau memperlihatkan muka yang jernih
berseri-seri, yang dalam bahasa jawa disebut ajer,
grapyak. Shahabat Abu Dzar meriwayatkan bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً وَلَوْ
أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ. رواه مسلم
Artinya: “Jangan
engkau anggap sepele suatu kebaikan, walaupun hanya berupa perjumpaan kepada
saudaramu dengan air muka yang jernih berseri-seri.” (HR.
Muslim)
Keutamaan-keutamaan itu tentunya hanya dapat
diperoleh dengan bertemu atau bersilaturahmi secara langsung. Apalagi jika itu
semua dilakukan demi memelihara dan menambah syiar Islam dan semaraknya suasana
di kalangan kaum muslimin.
Hadirin-Hadirot
sholat Idul Fitri yang berbahagia,
Berziarah atau berkunjung tentu tidak terbatas
kepada orang yang masih hidup, tetapi juga kepada orang yang telah mati pun
kita dianjurkan untuk mengunjunginya, sebagaimana anjuran Rasulullah SAW:
زُوْرُوْا القُبُوْرَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ
اْلآخِرَةَ. رواه ابن ماجه
Artinya:
“Berkunjunglah kalian ke kubur, karena ziarah kubur dapat mengingatkan kalian
akan kematian.” (HR.
Ibnu Majah).
Oleh karena itu sebagaimana berziarah kepada orang
yang masih hidup, maka dalam berziarah kepada orang mati pun kita dituntun
untuk memperhatikan tatakramanya, yaitu dengan mengucapkan salam kepada ahli
kubur seperti yang Rasulullah SAW ajarkan kepada istri beliau ‘Aisayah RA dalam
hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
. أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ. رواه
مسلم السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ
Artinya: “Salam
sejahtera untuk kalian wahai kaum mukmin dan kaum muslim penduduk kuburan. Kami
insyaallah akan menyusul. Aku memohon kepada Allah semoga kami dan kalian
diberi keselamatan.” (HR.
Muslim)
Jamaah sholat
Idul Fitri yang dimuliakan Allah,
Dengan apa yang telah diuraikan di atas, semoga
kita dapat mengakhiri bulan Ramadlan dengan akhir yang baik, khusnul khotimah,
dan menyambut hari Raya Idul Fitri dengan tetap meningkatkan amal ibadah dan
ketakwaan kita kepada Allah SWT. Dan semoga kita diberi kekuatan untuk tetap
istiqomah dalam beribadah setelah Ramadlan ini hingga bertemu dengan Ramadlan
tahun depan. Âmîn yâ
Robbal ‘âlamin.
”Bersihkan Hati,
Sucikan Pikiran di hari nan Fitri. Selamat Hari Raya Idul Fitri.”
مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ فِيْ كُلِّ
عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ
وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ، وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ
عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِيْ وَلَكُمْ
وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
=== الخُطْبَةُ
الثَّانيةُ ===
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ
أَكْبَرُ،
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ
أَكْبَرُ،
اللهُ أَكْبَرُ. لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَشْهَدُ
أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوا اللهَ. أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوا اللهَ
مَااسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وَقَالَ أَيْضًا: إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى
النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ،
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْفِتَنَ، مَا ظَهَرَ
مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَمِنْ صُفُوْفِ الْمُخْتَلِفَةِ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا
خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً. اَللَّهُمَّ
انْصُرْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَاحْفَظْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَفَرِّجْ عَنَّا
وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ شَطِّطْ شَمْلَ الْكَافِرِيْنَ،
اَللَّهُمَّ شَطِّطْ شَمْلَهُمْ، وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ، وَقَلِّلْ عَدَّهُمْ،
وَاجْعَلْهُمْ مِنَ الْغَابِرِيْنَ، آمِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ. إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
blognya sepi
BalasHapus